Kamis, 03 Februari 2011

love is butterfly - Bisma's unkind girl

Love is butterfly – Bisma’s Unkind Girl

Cinta itu ibarat kupu-kupu, semakin dikejar semakin jauh dia terbang. Tapi jika kau menunggunya,maka kupu-kupu itu akan hinggap dengan sendirinya padamu.

            Hi semua, namaku Denia Putri Karim. Panggil aku Dena. Aku ketua club perpustakaan dan anggota club music di SMA K. Aku bermulut kejam dan gak ramah. Aku sangat suka biola, tapi sama sekali gak pernah bisa bagus memainkannya. Aku mahir main piano, walopun aku gak suka.
            NGET NGET NGET
            Aku mulai menggesek biolaku. Semua anggota klub menutup telinga mereka.
            “STOP! STOP!” Teriak kak Rani,ketua kami. Aku menurunkan tanganku, dan menunduk lesu. “Kau tidak belajar dengan baik yah. Biola itu terdengar sangat kesakitan saat kau mainkan. Berapa kali aku bilang, kau harus memberikan jiwa pada setiap alat music yang kau mainkan. Dan Dena, kenapa kau belum sadar juga. Jiwamu itu ada pada piano bukan biola.” Cewek berkuncir satu itu marah-marah padaku.
            “Maaf”
            “Sebagai hukuman karena tidak mempelajari teknik bermain biola,kau harus membersihkan ruang music ini nanti” Perintah kak Rani. Aku terpaku menatap kak Rani. Tega nian kau kak. Padahal kan kau kakakku, kakak kandung dung dung. Dan kau tau kenapa aku benci memainkan piano.
            “Dena” Panggil Kak Rani saat kelas usai. Aku menghampirinya sambil tetap memegang biolaku. Setelah aku mendekat, dia duduk di depan piano dan membuka tutupnya. Dia bergeser ke kiri bangku,dan menyuruhku duduk di sebelahnya. Dia melirik ke piano,dan memandangku.
            “Ayo mainkan!” Perintahnya
            “Gak mau” Teriakku. Aku lalu berlari keluar ruangan. Kakak jahat! Apa susahnya ngertiin aku yang gak mau main piano lagi. Aku benci dengan piano! Piano mengingatkanku pada mama yang tega ninggalin aku dan kakak saat kita membutuhkannya. Piano itu mama. Mama yang jahat! Aku berhenti di sebuah pohon rindang. Aku menghapus air mata dengan lenganku yang sedikit berkeringat. Ruang music terlihat dari sini. Aku bisa melihat kakak sedang bermain piano, memainkan nada-nada memperdengarkan dentingan lagu better than love. Sayup aku mendengar dia mulai bernyanyi. Tanpa sadar aku juga ikut bersenandung sambil berjalan ke balik pohon. Tiba-tiba, ada seorang cowok memakai topi,jaket, dan kacamata hitam mendekatiku. Tangannya terjulur ke depan seolah dia ingin menggapaiku. Celananya penuh lumpur, jaketnya sedikit robek, dan ada warna merah disana, keningnya berkeringat, pipinya merah dan ada bekas cakaran, dia juga gak pake sepatu.
            GREP
            Dia memegang pundakku. Aku menjerit, dan memegang lengannya keras lalu
            BUKK
            Aku banting dia dengan jurus karateku. Anak sabuk hitam mau dilawan!
            Aku memitingnya, dan menduduki badannya “CIH! Preman macam kau mau apa ke sekolahku! Jangan-jangan kau phedopilia yang doyan anak gadis orang yah! Hah! Ngaku!” Aku memencet hidungnya dan menjitak kepalanya berkali-kali. Dia meronta. Aku persis the rock yang lagi menghabisi lawannya.
“Aku bukan preman, aku cuma nyasar ke sekolahanmu ini. Aku tadi dikejar orang!”
Aku geram, “Wah,gak mau ngaku juga!” aku melepas sepatuku,dan membuka kaos kaki,lalu kujambak rambutnya dan kupaksa dia menikmati aroma therapy gratis yang bisa bikin ngefly. Dia memberontak,tangannya memukul-mukul tanah. Saat aku menikmati kesengsaraannya, dia ambil kesempatan itu. Perlahan namun pasti dia menarik kera bajuku,dan membuatku jatuh ke tanah. Sekarang gantian,dia duduk di pantatku. Aku berusaha membebaskan diri. Dia menghela napas panjang,lalu melepas kacamata dan topinya. Dia berdiri lalu mengambil biola yang tadi aku lempar ke tanah waktu mau ngebanting nih preman. Aku berdiri dan berbalik, lalu menunjuk si preman dan bersiap memakinya. Tapi pas ngeliat mukanya. Oala,kenapa Tuhan mengirimkan malaikat ke sekolahku ini? Aku kaku mendadak. Poseku persis kayak patung dirgantara yang tangannya ngacung ke depan.
“Biolamu rusak!” Ujarnya.
Aku tersadar, lalu mengambil biolaku yang sudah kritis. Aku merapikan rambut yang berantakan lantaran aksi lempar melempar tadi. Lalu dengan satu tarikan napas aku memaki dan marah-marah padanya
“Ini semua gara-gara kau”
“Gara-gara aku?”
“Iya,kalo kau tidak datang secara mengejutkan dengan dandanan macam preman aku gak akan merusak biola ini” Aku mengacungkan biola.
“Salahmu sendiri. Kenapa biolamu tidak dilengkapi dengan balon udara. Jadi kalo ada benturan,balon udaranya bisa ngembang” KRIK KRIK KRIK KRIK.
“Aku gak mau tau, pokoknya kau harus ganti biolaku sama yang baru kalo bisa biola yang dipajang di toko Yahya yang ada di pasar 16. Aku mau yang itu soalnya ada garansi dan bahannya bagus., warnanya juga variasi. Tapi aku mau yang warna pink” Aku nyerocos sendirian sambil mengkhayal biola idamanku.
“Siapa bilang aku mau ganti” Si cowok pergi berlalu, menuju gerbang belakang sekolah. Keliatannya dia masuk lewat situ. Nih anak pasti ngelompatin pagar belakang sekolah yang tingginya 2 meteran. Tapi pas baru manjat sebentar, dia turun lagi dan duduk ngepor di antara ilalang. Dia keliatan meringis kesakitan sambil memegangi kakinya. Aku perlahan mendekatinya, dan jongkok di sebelahnya.
“Kau kenapa?” Tanyaku. Dia memperlihatkan kakinya yang bengkak, kakinya gak sengaja kepentok palang besi waktu menghindari kejaran tadi. Aku lalu memapahnya ke ruang music. Kutinggal dia untuk beberapa saat.
“Untung ibu kantin belum pulang. Jadi aku bisa minta es batu buat ngompres lukamu ini. Dan minjem sandal jepit buat kau pakai.” Aku menghampirinya yang lagi duduk di tengah ruangan. Aku bersujud di depannya sambil tetap pasang wajah datar. Padahal jantung udah mau copot aja nih!
“Kau jutek sekali yah!” Bisma bergumam. Aku mencibir, dan kupukul benjol dikakinya. Dia menjerit kesakitan reflex diangkat tangannya berancang-ancang buat memukul. Aku melotot,mataku serasa mau keluar dari tempatnya. Dia menurunkan tangannya. Aku menaikkan celananya. Ih,aku ngeri liat bengkak ini. Bengkaknya udah membiru. Pasti sakit banget. Aku mulai mengompress,berharap bengkaknya berkurang
“Kau gak kenal siapa aku?” Tanyanya dengan wajah innocent.
“Gak Kenal!?”Aku berdiri dan menunjuk dinding bagian belakang ruang music. Ada poster berukuran jumbo terpampang di sana. “Kami punya banyak poster sm*sh. Kalo atap dan semua ruangan ini boleh ditempel, mungkin semua sudah penuh dengan mukamu dan temene-temenmu yang hobi joget itu. Gimana aku bisa gak ngenalin kamu!” aku berkacak pinggang, lalu kembali focus mengobati bengkak Bisma. Yo’eh,yang dihadapan aku ini adalah mamang Bisma. Aku sendiri kaget kenapa dia bisa ada di the city of empek-empek ini? Dan terlebih lagi,kok bisa-bisanya dia nyasar ke SMAku.
“Tapi kok kamu jutek banget sama aku?”Tanyanya lagi
“Kenapa? Emang kalo aku jutek sama kamu aku bakal masuk neraka?!” aku menjawab sadis sembari meletakkan mangkok kompres di atas meja. Bisma Cuma bergumam “ooo” lalu mengembungkan pipinya. Dia mengamati ruang music ini.  Aku merapikan kursi-kursi yang gak beraturan.
“Kau anak music yah?” aku mengangguk tanpa melihatnya. “Tapi kenapa di lengan bajumu ada tanda anak perpus” Aku melihat lengan baju sebelah kananku, dan memegang tanda perpus.
“Aku anak music dan juga ketua eskul perpus. Kenapa! Anak SMA gak bole punya dua eskul sekaligus”
“Yah enggak.” Bisma tersenyum. Dia memutar badannya,dan mengamati ruang music lagi. “Tadi lagu yang kau nyanyikan itu yang nanananana” Bisma menyenandungkan lagu better than love
“Better than love” Aku menjawab cepat.
“Iya better than love. Yang nyanyi sherina kan?”
“Iya. Kau tau juga lagu begituan. Aku pikir kau cuma tau lagu you know me so well”
“haha gak juga kali. Kami sebagai musisi harus membuka wawasan terhadap musik-musik lain juga. Jadi bisa mencari insfirasi dari sana. Gak terus mandek sama music sendiri.”
“Emang kenapa sama lagu itu?” Aku pengen tau.
Bisma menunduk, dan tersenyum keluh. Aku melihatnya dan menunggu jawaban.
“Ada seseorang yang suka banget sama lagu itu”
“Cewek? Pacarmu?”
“Bukan. Pacar temenku”
“Kau suka dia? Ck,ck,ck kau menyukai pacar temanmu sendiri. Dasar anak band” Cuapku.
Bisma menggelengkan kepalanya,” Bukan! Aku sudah lama suka sama dia bahkan sebelum dia jadian sama temenku. Tapi aku gak bisa nyatain cinta sama dia”
“Gak percaya sama diri sendiri. Minder yah? Pasti temenmu itu jauh lebih ganteng darimu. Iya kan!?”
Bisma tersenyum,dengan tatapan lirih dia melihatku. “Karena aku tau cewek itu menyukai cowok lain,temanku,dan bukan aku. Jadi aku lebih memilih membiarkannya pergi dari pada harus membuatnya tau tentang perasaanku ini”
            Aku terdiam. Sedih amat kamu kak! Pasti kakak cinta banget sama cewek itu sampai-sampai kakak mengikhlaskan dia buat orang lain. Kasian,ternyata bukan Cuma orang biasa yang cintanya bertepuk sebelah tangan. Anggota boyband yang ganteng,dan dipuja banyak ABG kayak kak Bisma juga ngerasain sakit hati. Aku jadi inget dengan coklat yang aku bawa dan belum sempet dimakan. Rencananya sih mau kumakan pas jalan kaki pulang ke rumah ntar. Tapi kayaknya ada yang lebih membutuhkan.
            “nih” aku menyodorkan sebatang coklat, “Coklat membuat perasaan lebih gembira. Makanlah! Aku malas liat cowok mewek begini” Aku bergumam dengan tetap pada mimic semula, datar yang jutek. Bisma mengambilnya, “Terima kasih” Ucapnya pelan. Dia mulai memakan coklat itu. dia lalu tersenyum lebar ke arahku “Enak”
            Dia sekarang lebih mirip anak kecil yang habis jatuh dari sepeda roda tiga dan ibunya berada jauh. Tanganku bergerak pelan. Ku gosok kepalanya sambil berkata, “Anak pintar” lalu berbalik dan menyembunyikan wajahku yang memerah. Aku mengambil tas, dan berlari keluar, pergi dari sekolah dan berjalan menuju rumah. Di sepanjang jalan menuju rumah,aku tak henti memegangi pipiku yang panas dan memerah. Aku memandangi telapak tanganku.
            “Aku mengelus kepala kak Bisma” Aku girang sendiri.
            Besoknya,saat masuk ke ruang music semua orang pada ramai berkumpul di tengah ruangan. Keliatannya pada ngeliatin sesuatu. Apa ada tikus mati yang nyasar lagi ke sini! Klo emang tikus yang mereka ributin,aku mesti ngelabrak anak basket yang usilnya minta ampun.
            Aku menepuk pundak Pina,penyanyi klub.“Ada apa sih?” Tanyaku sambil melepas dan meletakkan tasku di lantai.
            “Tadi ada yang nemuin topi”
            “Topi apa hebatnya”Gumamku.
            “Eh dianya gak tau. Tuh topi punyanya kak BISMA KARISMA!” Dia menjeritkan nama bisma sekenceng-kencengnya lalu melompat girang bersama teman-temannya. Aku menerobos para ABG yang menggila ini. Aku melihat topi berwarna hitam. Topi yang sama yang dipake kak Bisma kemaren. Aku mengambilnya dan memperhatikan bagian dalam topi. Ada bordiran nama B-K.
            Di luar ruang music, semua orang pada ngegosipin hal yang sama.
“Iya, itu pasti topinya kak Bisma. Mamangkan suka bordir topinya dengan inisial nama dia B-K”Cuap seorang anggota.
“Pasti kemaren dia ke sini. Kira-kira nemuin siapa yah?”
Aku nguping percakapan anak-anak di perpus,
“Pantes,temenku kemaren ribut bener ngomongin soal Bisma yang ketangkep lagi jalan-jalan sendirian.”
“Pasti banyak yang ngejer”
“Bukan banyak lagi,semua cewek yang ngeliat dia langsung membabi buta pengen meluk dan cium atau sekedar cubit pipinya.”
“Bismanya?”
“yah,dia larilah! Mana gak ada manager atau orang yang jagain dia. Bisa-bisa dia mati kehabisan napas dikeruminin cewek menggila sebanyak itu”
“Ngapain juga dia jalan sendiri ke Palembang? Personil sm*sh yang lain pada kemana?”
“Mereka kan ada syuting film di sini selama seminggu kalo gak salah. Nah,aku baca di twit pas ditanya fansnya soal alasan kenapa mamang jalan sendiri,mamang jawab dia Cuma nyasar”
“Mungkin nemuin cewek yang sudah lama dia suka. Kalian pernah dengerkan,mamang itu lagi suka sama seorang cewek dan cewek itu belum tau tentang perasaannya. Mungkin dia mau nemuin cewek itu buat ngungkapin semua rasa di hatinya“
“Aku gak nyangka ceweknya itu orang Palembang dan anak sekolah ini. Dari eskul music pula. Busyet dah, tuh cewek berjasa banget sudah mengharumkan nama Palembang di kancah nasional.”
“Tapi tuh cewek maruk amat. Dia enggak pernah bilang kalo dia pacarnya Bisma. Itu berarti dia Cuma mau milikin Bisma sendiri dan gak mau berbagi dengan kita fansnya” Ujar seorang cewek gendut berapi-api.
“Kalo aku ketemu tu cewek,mau kuhajar bokongnya”
“Ku jambak rambutnya sampe botak”
“Ku arak keliling Palembang”
Hiy atut. Aku langsung mundur teratur. Wah,bisa berabe klo mereka tau aku ketemu sama kak Bisma kemaren. Pasti semua anak pada nanya ini itu sama aku. Setelah ngurusin perpus, aku langsung pergi ke ruang music. Sepanjang jalan di koridor menuju ruang music,gak ada orang, semuanya sudah pada pulang kecuali anak eskul music dan basket juga paskibraka. Masuk ke ruang music, semua orang pada ribut. Semuanya ngaku kalo dia yang ditemuin Kak Bisma kemaren. Saking kagetnya, aku melompat mundur dan menabrak seorang. Tuh orang langsung menutup mulutku, dan menyeret ke pohon rindang.
Aku menggigit tangan kak Bisma, “AWW” jeritnya. Dia menggosok bekas gigitanku.
“Ada apa!”’ Jeritku marah, “Kau seperti penculik”
“sst” dia berdesis, dan menyuruhku diam sambil melirik ke ruang music. Aku ikut melirik ke ruang music, sekarang anak vocal sedang melakukan titian nada. Kak bisma duduk dan bersandar pada batang pohon. Aku tetap berdiri dan berkacak pinggang. Dia menarikku dan menyuruhku duduk.
Aku deg-degan bo’. Duduk di sebelah kak Bisma,imagine it!
“Nih” Bisma menyodorkan es crim rasa stroberi padaku. Aku melihatnya heran. “Sebagai pengganti coklat kemarin. Coklat pemberianmu enak pisan,jadi dalam sekejap ludes tanpa sisa. Aku sudah cari ke swalayan mana pun tapi gak nemu coklat yang sama. Waktu ngeliat es krim,aku jadi keinget kamu. dan karena kamu kemaren minta ganti biola warna pink aku pikir kau suka warna pink dan suka es krim rasa stroberi.
“Aku bukan anak kecil. Dan aku alergi stroberi.” Jawabku ketus. “Lukamu sudah sembuh?” Kak Bisma mengangguk, “Bukannya kau lagi ada syuting? Gimana kau bisa lolos dari situ”
            “Syutingnya deket kok dari sini.”
            “Kok aku gak tau”
            “Untuk kenyamanan proses syuting, lokasinya di rahasiain. Kalo kau mau, besok sepulang sekolah kau bisa dateng kok”
            “Ngapain!” Aku menjawab cepat. Mengambil Es Krim dengan kasar. Berdiri dan mencibir kearah kak Bisma lalu berlalu pergi. Kak Bisma menjeritkan lokasinya, aku pura-pura gak denger,padahal dalam memori kusimpan dan kuingat baik tempat itu. Saat bayang kak Bisma menghilang, aku mulai makan es krim itu. walopun di mulut dingin, tapi entah kenapa hatiku terasa hangat.
            Malemnya aku sudah siap-siap buat pergi ke lokasi syuting, dan sudah minta izin ke kak Rani buat bolos eskul music. Tapi,pas pagi menjelang,seluruh badanku bentol-bentol. Alergiku kambuh! Gaswat! Seharusnya aku gak makan es krim rasa stroberi itu.
            “Kakak!”Aku menjerit. Kakak berlari menghampiriku. Langsung menyuruhku minum obat dan melarangku keluar rumah. Terkena angin sedikit saja bentolku makin parah. Aku menyelimuti seluruh tubuhku. Aku mewek.
            “Seharusnya aku bisa ketemu Kak Bisma. Kalo penuh bentol gini kak Bisma pasti illfeel sama aku.” Aku nangis sesengukan di balik selimut, dan akhirnya tidur.
            Aku terbangun dari tidur karena mendengar suara gitar mengalun. Seseorang menyenandungkan lagu better than love tanpa liriknya. Aku membuka selimut, dan duduk di atas kasur. Menoleh ke arah seorang cowok yang duduk sambil memetik gitar. Aku mengucek mataku. Mungkin aku sedang mimpi. Aku nungging di atas kasur dan bangun lagi.
            “Kali ini pasti aku sudah berada di alam nyata” Gumamku
            “Ngapain tadi kau nungging” Kak Bisma sudah berdiri menatapku aneh.
            Aku bingung nyari alesan, “Ngapain kau ada di kamarku. HA!”Aku membelalakkan mata, dan langsung menarik selimut menutupi tubuhku,”kau ingin berbuat mesum padaku yah?”
            Kak Bisma tertawa,” Aku tadi datang ke sekolahanmu,tapi kata kakakmu kau sakit dan gak masuk sekolah. Katanya lagi alergimu kambuh karena makan es krim rasa stroberi pemberianku.” Kak Bisma duduk di pinggir kasur, dan meletakkan tangannya dijidatku. Aku menepis tangannya. Dan memandangnya jutek. Dia memperhatikan wajahku,dan memegang pipiku,lalu mengelus-ngelusnya
            “Wah,keliatannya alergimu sudah sembuh” aku memegang tangannya,dan memelintirnya.
            “Jangan cari-cari kesempatan yah!” Aku mengeram. Bisma tertawa geli. “Kenapa kau tertawa? Gak ada yang lucu!”
            “Kau cantik tapi kok judes bener yah! Terus cuek abis! Apa cewek Palembang kayak kamu semua?” Aku melotot waktu dia bilang begitu.
            “Suka-suka aku lah!”
            Besok-besoknya, karena kemaren didatengin kak Bisma,kak Rani dikerubunin cewek ABG karena dikira sebagai cewek pujaan hati mamang. Dia jadi gak bisa masuk sekolah selama 3 hari,lantaran gak tahan dengan reaksi dan pertanyaan bertubi dari cewek-cewek seantero sekolahan.
            “Dena,club music mau ngadain acara pensi dan lomba paduan suara nih. Kamu bisa gak nyuruh Kak bisma ngajakin temen-temenya buat berpartisipasi dalam acara kita ini. Soalnya kakak mau rencanain lomba boyband dan girlband juga! Mereka cukup jadi juri tamu kok,dan yah…kalo bisa nampil juga. Kakak yakin kalo mereka berpartisipasi acara kita bakal rame,dan sukses den” Kak Rani merangkul pundakku erat. Aku cuma nyengir kuda. Dengan terpaksa aku melangkahkan kaki ke lokasi syuting sm*sh untuk bicara dengan kak bisma tentang pensi SMAku.
            Waktu sampe di lokasi aku celangak celinguk gak tau arah tujuan. Sampai ada orang yang nepuk pundakku
            “Hei,nyari siapa?” Tanyanya. Oh My God,ini kak Rangga. Bener! Aku pengen langsung meluk dia deh.
            “Bis..bis..bisma kak” Ucapku kayak robot. Kak rangga mengantarkan aku masuk ke dalam tenda. Kak Bisma lagi asyik ngobrol sama personil yang laen. Dan ada seorang cewek di sebelahnya. Ceweknya putih manis, mungil,dan rada chubby,rambutnya pendek bergelombang. Dia memegang kotak bekal di tangannya. Personil yang lain makan dengan lahap. Kak rangga menghampiri cewek itu dan mengelus kepalanya. Lalu membisikkan sesuatu ke telinga kak Bisma.
            Kak Bisma menoleh,”Dena” Aku tersenyum kaku. Dia melambaikan tangan kepadaku, menyuruhku mendekat. Aku gugup berjalan mendekati para personil sm*sh. Kak Bisma lalu mengenalkanku kepada semua temannya termasuk cewek itu. Dia bernama Kinia Fransiska. Waktu dia senyum,aku jadi minder. Senyumnya manis banget!
            Kak Bisma mengajakku menjauh dari tenda, dan duduk di sebuah tempat. Dia membawakanku minuman ringan.
            “Kau gak alergi minuman ini kan?” Dia takut-takut memberikan minuman kaleng itu padaku. Aku mengambilnya kasar. Lalu menegaknya. “Kau datang juga” Gumam Kak Bisma
            “Ah,iya. Emang gak boleh yah?”
            “Boleh sih. Gak ada tulisannya orang jutek dilarang masuk!” ledek kak bisma
            “Oke to do point aja. Aku dateng ke sini mau ngajakin sm*sh buat berpartisipasi dalam acara pensi sekolah kami yang akan diadakan satu minggu lagi. Kalo kau dan teman-temanmu bisa berpartisipasi kakakku,sebagai ketua pelaksana, yakin pensi kami akan ramai pengunjung dan sukses. Karena keuntungan dari pensi ini akan digunakan untuk membantu korban bencana alam. Kalo kau setuju,silahkan hubungi kakakku. Ini kartu namanya”
            “Wow” Kak Bisma nganga, “Selain ceplas ceplos kau juga gak suka basa basi yah!” Dia tersenyum.
            “kakak yang manis itu siapa?”
            “Dia Kinia. Kau masih ingat cewek yang aku ceritakan waktu itu denganmu?” Tanya kak bisma, aku mengangguk.”Dialah cewek itu. dia pacar temenku,rangga. Aku Cuma bisa mengagumi dia saja. Melihatnya bahagia dengan orang lain.” Dia menunduk,lalu memandangku. Kok mendadak hatiku panas mendengar dia cerita soal Kinia. Apa ini cemburu?
 “Kau sendiri,apa punya seseorang yang special di hatimu?”
            “Jelas ada!” Aku jual congor.
“Siapa?”
“Radit, anak basket. Kau cari saja, dia terkenal kok di SMA ku.” Aku sesumbar kebohongan, “Gak ada lagi yang perlu aku sampaikan.” Aku berdiri dan berbalik, lalu
            BRUKK
            Aku menabrak Kak Kinia yang tiba-tiba berdiri di belakangku. Minuman yang aku pegang,tumpah ke bajunya. Dia Cuma tersenyum, saat aku minta maaf. Tapi kak Bisma keliatan marah banget.
            “Kau ini! Kok kau bisa gak liat! Kau tarok dimana matamu itu!” Dia marah banget. membuatku takut. Aku lalu pergi berlari,dan menjauh. Airmataku menetes. Aku gak mau lagi ketemu dia.
            Sudah tiga hari aku gak ketemu kak Bisma. Dia gak pernah datang lagi ke bawah pohon rindang. Sudahlah,buat apa aku mikirin orang yang sama sekali gak mikirin aku. Sekarang dia pasti sudah siap-siap di bandara buat pulang ke Jakarta. Ini sudah seminggu,dan waktunya dia pergi dari sini,dan dari hidup aku.
            Aku berjalan mendekati piano. Aku ingat,Kak Bisma pernah bilang kalo dia pengen banget ngeliat aku main piano sambil nyanyi lagu better than love.
“Karena aku pikir, kalo kamu bermain piano kau akan tersenyum. Dan aku pingin ngeliat senyummu yang mahal itu.” Aku mengingat ucapan Kak Bisma waktu di bawah pohon rindang. Aku duduk,dan membuka piano. Lalu mulai memainkan intro lagu better than love. Saat masuk ke lirik awal,dan hendak menyanyikannya seseorang memetik gitar dan menyanyikan bait pertama.
Aku mencari asal suara,dan melihat kak Bisma berjalan ke sampingku sambil memainkan gitarnya. Dia bernyanyi sampai masuk reff,lalu tiba-tiba berhenti dan mendekatiku. Lalu memegang wajahku,dan mendongakkannya.
“Kau mimisan” Ucapnya. Dia bingung. “Mana aku gak bawa tisu atau sapu tangan lagi.”
“Di tasku” ucapku sambil tetap menegakkan kepalaku ke atas. Kak Bisma mencari tasku,dan mengeluarkan tissue. Dia melap darah yang mengalir dari hidungku. Aku mengambil tissue itu dan melapnya sendiri.
“Mukamu pucat. Rani bilang kau sakit,tapi tetap maksa buat masuk sekolah hari ini.” Bisma cemas. “Ayo pulang,aku akan mengantarmu pulang” Dia menarik tanganku. Aku menepisnya. Dan berdiri dari kursiku. Pandanganku kabur, kepalaku pusing. Beberapa langkah berjalan,aku jatuh terduduk di lantai ruang music. Kak Bisma mendekatiku, dan duduk di belakangku. Aku membuang muka,tak ingin melihatnya.
“Ngapain kau ke sini? Kau membuang waktumu dengan nemuin gadis jutek yang gak punya kelebihan. Kau seharusnya pergi dan bilang kalo kau suka dengan kak Kinia. Kau gak seharusnya menyakiti dirimu sendiri dengan melihatnya bersama orang lain. Dia gadis yang sangat sempurna,pantas kau menyukainya dan rela sakit karena dia. Melihat senyumnya aku jadi minder,dia sangat manis kalo tersenyum. Dia juga baik, jago masak, ramah, dan keliatan pinter. Dia punya segala kelebihan.”
“Kau juga punya sesuatu yang tidak dia punya.”
“Gak usah sok mau ngebesarin hati aku deh”
Bisma Cuma tersenyum,”Dia gak pernah membanting dan memitingku seperti yang kau lakukan, dia juga gak pernah menyuruhku mencium kaos kakinya, dia gak pernah membentakku, dia gak pernah melototi aku, dia gak pernah bisa menghibur aku yang patah hati ini. Dan terlebih lagi Dena,” Bisma menyebut namaku. Dia memegang tanganku, “Dia gak bisa mengobati hatiku seperti yang kau lakukan.”
“maaf kalo kemarin aku membentakmu. Itu karena aku cemburu saat kau bilang kau sudah punya orang yang special di hatimu. Bukan karena Kinia. Sungguh Den, aku sudah membuang rasa untuk Kinia dan menggantinya dengan dirimu. Aku memilih kamu dan bukan dia. Kau miss jutekku”
“Kemana saja kau selama tiga hari ini?” Tanyaku sambil menghapus airmata yang mengalir.
“Aku mencari tau tentang Radit ke kakak dan temanmu untuk mencari tau info yang sebenarnya. Dua hari yang lalu aku sudah datang ke rumahmu,tapi gak berani masuk karena takut kamu masih marah sama aku. Jadi aku titipkan coklat,bunga,dan biola berwarna pink yang kau suruh aku untuk menggantikannya.”
“Kau titipkan?”
“Iya,dengan kakakmu” Perasaan kakak gak pernah ngasih apa-apa ke aku.
SREET
Kak Bisma menggendongku.
“Ih,apa-apaan sih” Aku meronta minta turun.
“Sudah nurut aja,kau masih sempoyongan kalo jalan. Ntar kau nubruk tembok” Bisma menggendongku bak pangeran dengan kuda putihnya. Aku melingkarkan lenganku di lehernya. Menyandarkan kepalaku ke bahunya yang bidang.
“Pipimu merah” Goda kak Bisma
Aku memukulnya, “enggak,pipiku gak merah.” Jawabku. Dia Cuma senyum-senyum. Dia lalu membawaku keluar ruang music,berjalan melewati koridor sekolah yang masih ramai dengan anak-anak. Maklum inikan masih jam pelajaran.
“Kak,temen-temenku ngeliatin kita” Ucapku malu.
“Biarin,kamu kan pacar aku”

Sebulan kemudian,di acara Pensi
Anak-anak ABG pada jerit histeris waktu ngeliat 7 orang cowok yang guanteng-guanteng naik ke atas panggung. Aku melihat dari kejauhan bersama kak Kinia.
“Lagu ini aku persembahin buat seseorang.” Bisma melihatku yang berada jauh di depan panggung. Semua orang bersorak, aku Cuma garuk-garuk kepala. Sm*sh mulai menyanyikan lagu gadisku. Aku tersenyum melihat Kak Bisma yang mulai beraksi. Setelah manggung, aku dan kak Bisma duduk di bawah pohon rindang tempat kami pertama kali bertemu. Dia menyodorkan sebuah kotak besar kepadaku. aku bingung,dan membuka kotak itu. ada sebuah flat shoes berwarna cream dengan pita pink di depannya. Di sepatu sebelah kanan,aku melihat ada sebuah tulisan. Aku mengamati tulisan itu dan membacanya.
“Bisma”
“Kata orang kalo kau memberikan sepatu pada pacarmu,maka dia akan pergi meninggalkanmu. Tapi aku gak perlu takut, karena aku sudah menuliskan namaku di sepatumu. Jadi kalo kau kabur,aku bisa mengenalimu dari sepatu ini.” Aku memandangnya tanpa ekspresi. Bisma mengembulkan pipinya dan bersandar pada pohon. Aku berbalik dan mengambil sebuah kotak yang sudah aku persiapkan jauh hari, lalu memberikannya ke pada Bisma. Dia penuh semangat membuka kotak itu.
“Wah sepatu juga” dia mencari sepatu sebelah kanan, “Ada tulisan namamu juga. Wah pacarku, kita ternyata punya pikiran yang sama yah!” Dia tersenyum lebar ke arahku. Aku Cuma ketawa garing. “Ayo-ayo dicoba” Dengan penuh semangat Kak Bisma memakai sepatu dance putih pemberianku, dan menyuruhku untuk memakai sepatunya juga. “Benarkan,cocok sekali di kakimu.”
Aku memandangi sepatu berpita pink yang ada di kakiku. Kak Bisma memandangku, lalu menyandarkan kepalanya ke pundakku.Dia menggenggam tanganku, dan menciumnya.
“Apaan sih” ucapku risih. Aku mendorong kepalanya. Namun Kak Bisma tetap santai bersandar di pundakku.
“Kenapa aku bisa sekangen ini yah sama kamu” Dia bergumam pelan sambil menutup matanya. Aku memejamkan mata. “Aku juga kangen sama kamu kak” Bisma mengangkat kepalanya.
“Kamu bilang apa barusan?”
“Apa?”
“Kamu memanggilku kakak, coba panggil lagi.” Bisma girang banget. Dia menggoyang badanku. Aku tetap memejamkan mata,sambil senyum-senyum sendiri.
“Pura-pura tidur ah” Gumamku santai.
 Dia mengelus kepalaku, dan menyandarkannya ke bahu tegap kak Bisma.
“I Love You Dena” Bisiknya.
Aku mengandeng tangannya, dan mendekapnya erat. “I Love you too Kak” balasku. Kak Bisma bersandar. Untuk beberapa saat kami memejamkan mata dan membayangkan setiap kejadian di bawah pohon ini. Desir angin membuat daun-daun jatuh, dan terbang menjauh. Aku dan Kak Bisma asyik memejamkan mata dan membayangkan semuanya. Sampai tak sadar kami tertidur di bawah pohon rindang. Seekor kupu-kupu hinggap di sepatuku. Cinta adalah kupu-kupu. Dan aku suka cinta.

~Fin~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar