Rabu, 02 Februari 2011

the reason why i choose 28 to marrie a man

Banyak orang yang bertanya
"kenapa kamu mau nikah umur 28 sih?"
"kelamaan gak nikah umur segitu?"
Aku biasanya cuma senyum dan bilang
"Kenapa? Emang gak boleh!"

Ya,ya,ya
Sebenernya ada banyak alasan kenapa aku punya jadwal sakral di umurku yang ke 28. Sakral,karena aku ingin menikah ketika umurku sudah segitu! Dan berencana untuk mulai berhubungan dengan pria ketika berumur 25. Mungkin orang-orang berpikir aku gila! Mungkin mereka benar. Tapi mereka harus tau,ini bukan zamannya siti nurbaya yang wanita menikah diusia muda. Dan usia 28 belum menikah bisa dibilang sebagai perawan tua. Tapi cuy,zaman milenium udah lewat! Kartini capek-capek berjuang untuk emansipasi wanita. Wanita bisa bekerja di segala bidang dan bukan cuma di sumur,kasur,dan dapur. Anggap aku memanfaatkan emansipasi itu. Bukankah wanita bebas memilih hidupnya!?

Aku bukan tanpa alasan memutuskan menikah diusia segitu. Aku cuma ingin membahagiakan ortu dan adik-adikku. Aku pikir ketika usiaku 28 aku sudah cukup mapan untuk membiayai semua kebutuhan keluargaku. yang ada di pikiranku,ketika orang sudah menikah dia harus memberikan dirinya sepenuhnya untuk pernikahan,untuk keluarganya yang baru. Aku takut ketika aku sudah menikah, maka uangku harus dibagi dua. Aku gak mau seperti itu. Aku mau utuh semua yang aku punya untuk ibu dan ayahku.

Aku ini orang yang mudah marah. Ini tercermin dari caraku menghadapi anak kecil. Gak sabaran,suka teriak,dan terkadang bertindak kasar. Aku gak mau ketika aku menikah,punya anak,aku bertindak kasar pada anakku nanti. aku berpikir,dan harus,ketika umurku 28 tahun aku akan lebih bisa menahan amarah dan mengontrol emosiku, serta bersikap lemah lembut layaknya wanita.

Untuk sekarang aku cuma ingin melakukan yang terbaik untukku dan keluarga.
Pacaran cuma membuang waktu,uang,emosi,pikiran,dan perasaan. Aku belum siap untuk melakukan hubungan itu,karena pacaran notabene menghabiskan uang,padahal tangan masih menengadah dengan orang tua. Ortu cuma berkewajiban untuk membiayai sekolah dan segala hal yang berhubungan dengan semua itu. Agak rancuh ketika aku menghabiskan uang untuk hal diluar kewajiban orang tua.
Jadi nanti-nanti deh


Banyak alasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar